“PENAMBANGAN INTAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN”
Di susun Oleh:
Gusti
irwan rusadi (A1A110210)
Dosen : Dr. Ersis Warmansyah Abbas, M.Pd
Mata
Kuliah : Penelitian Pendidikan Sejarah
Program Studi: Pendidikan Sejarah UNLAM Banjarmasin
` Lokasi penambangan intan desa Pumpung, Martapura
Intan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (186:2008) diartikan sebagai batu permata yang berkilauan
berasal dari karbon murni dalam bentuk kristal (zat yang terkenal paling keras,
dipakai untuk permata cincin, gelang, kalung, giwang, bros, dan sebagainya) ;
kristal karbon murni yang dipakai sebagai alat pemotang kaca, jarum gramofon,
dan sebagainya ; intan karbon intan hitam; karbonado; batu yang elok warnanya
untuk permata cincin dan sebagainya.
Intan adalah mineral
yang terbentuk secara kimiawi sehingga menjadi sebuah kristal. Intan terkenal
karna memiliki sifat yang istemewa terutama kekerasannya dan keindahannya dalam
memancarkan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan banyak digunakan untuk
perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri, selain itu intan juga
memiliki harga yang sangat mahal.
Daerah penghasil intan
terbesar yaitu terdapat di Afrika terutama di Afrika Tengah dan selatan, selain
di Afrika kandungan intan juga terdapat di Kanada, Rusia, Brasil, Autralia, dan
Indonesia. Di Indonesia sendiri daerah penghasil intan yang terkenal terdapat
di Kalimantan Selatan tepatnya di desa Pumpung kelurahan Sungai Tiung kecamatan
Cempaka, Banjarbaru, Kalsel. Daerah ini sudah lama terkenal sebagai penghasil
intan terbesar di Indonesia.
Lokasi penambangan intan desa Pumpung, Martapura
Lokasi penambangan intan desa Pumpung, Martapura
1.
Penambangan
intan di Kalimantan Selatan
Pulau
kalimantan sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil intan terutama di
Kalimantan selatan. Daerah penghasil intan di Kalimantan Selatan terletak di
Martapura dan Banjarbaru.
Penambangan
intan di Kalimantan Selatan sudah berlangsung lama, tidak ada waktu yang pasti
yang bisa menentukan kapan dimulainya penambangan intan. Namun sejak jaman
Kerajaan Banjar intan sudah dikenal. Raja-raja Banjar dikenal banyak memiliki
batu permata yang indah baik itu emas maupun intan. Raja-raja Banjar sering
memberikan hadiah berupa perhiasan kepada para tamu kehormatan yang berkunjung
ke Kerajaan Banjar.
Salah
satu tambang intan yang terkenal yaitu terletak di desa Pumpung kelurahan
Sungai Tiung kecamatan Cempaka, Banjarbaru. Tambang ini terkenal karna pernah
ditemukan intan yang cukup besar dengan tingkat kekuatan terbaik di dunia yang
dinamakan intan Trisakti. Di desa Pumpung intan sering disebut dengan
“galuh”, galuh dalam bahasa Banjar
sering diartikan sebagai gadis yang masih perawan, untuk mendapatkan gadis yang
masih perawan diperlukan usaha yang cukup keras, teliti, dan sabar untuk
mendapatkannya. Begitupun dalam mendapatkan inyan diperlukan usaha yang keras,
teliti, dan sabar, hal inilah mengapa intan sering diistilahkan dengan “galuh”.
Penambangan
atau pendulangan intan menjadi mata pencaharian utama masyarakat yang berada di
desa Pumpung, hampir seluruh masyarakatnya berprofesi sebagai penambang intan.
Sistem penambnagan masih menggunakan cara-cara tradisional. Sebelum tahun
2000-an cara yang dilakukan untuk menambang intan yaitu dengan mengali sumur
sedalam kurang lebih 5 meter. Cara ini memerlukan 3 sampai 5 orang untuk
melaksanakannya, dimana biasanya 2 orang berada di dalam sumur untuk menggali
tanah sedangkan yang lain menarinya ke atas menggunakan tali. Cara ini masih
sangat tradisional hanya mengandalkan tenaga manusia dan hanya dibantu dengan
alat-alat sederhana seperti kayu dan tali. Namun, setelah tahun 2000-an cara
penambangan intan sudah masuk pada tahap semi modern yaitu dengan menggunakan
mesin penyedot dan mesin tembak. Dengan menggunakan mesin para penambang tidak
lagi menggunakan cara lama yaitu dengan membuat sumur, menggunakan mesin lebih
praktis tidak terlalu banyak menggunakan tenaga karena untuk mengangkat tanah
langsung menggunakan mesin penyedot. Kelebihan dari menggunakan mesin yaitu
bisa menghemat tenaga dan lebih praktis, sedangkan kekurangannya adalah para
penambang intan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk bahan bakar
mesin.
2.
Dampak
penambangan intan terhadap lingkungan di desa Pumpung
Menurut
Tri hayat terdapat tiga pencemaran yang terjadi akibat dari penambangan intan,
yaitu : pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.
a. Pencemaran
tanah
Penambangan
intan dengan menggunakan mesin tembak “dumping” untuk mengikis tanah bagian permukaan,
kemudian dilanjutkan dengan menggali tanah atau menyedotnya, namun setelah
tanah selesai ditambang tanah-tanah yang diangkat kepermukaan tidak
dikembalikan lagi ke asalnya sehingga meninggalkan lubang-lubang besar bekas
galian seperti danau dan disekitarnya banyak terdapat tumpukan tanah seprti
bukit-bukit kecil.
Dengan
kondisi yang cukup memprihatinkan, dimana banyak terdapat lubang-lubang besar
bekas galian dan tumpukan tanah mengakibatkan lahan disekitar tambang tidak
bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian atau bercocok tanam karna sangat sulit
untuk mengolahnya. Hal lain yang menyebabkan lahan sulit untuk diolah yaitu
karna terjadinya erosi yang mengikis unsur hara tanah sehingga tanah tidak lagi
subur.
b. Pencemaran
air
Aktivitas
penambangan intan yang dilakukan terus-menerus oleh masyarakat desa Pumpung
mengakibatkan banyaknya terdapat lubang-lubang bekas galian yang dibiarkan
begitu saja tanpa ditutup kembali. Lubang-lubang bekas galian ini sperti
danau-danau kecil dimana airnya tidak mengalir dan sangat keruh.
Penggunaan
cairan asam dalam pemisahan intan dengan lumpur mengakibatkan terjadinya
pencemaran air diseluruh lokasi tambang dan bahkan mencemari air sungai yang
berada disekitar tambang. Selain itu limbah dari mesin penyedot seperti oli dan
solar juga sangat mencemari air. Akibat dari pencemaran ini menyebabkan
kerusakan lingkungan dan juga kerusakan ekosistem air yang sangat parah, dimana
disekitar tambang tidak bisa lagi digunakan untuk pertanian karna airnya sudah
tercemar selain itu sungai-sungai yang tercemar menjadi keruh tidak bisa
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan memasak, pencemaran ini
merusak kehidupan binatang air seperti ikan dan binatang air lainnya.
c. Pencemaran
suara
Pencemaran
yang terakhir yang diakibatkan dari penambangan intan ini yaitu pencemaran
suara. Mesin yang digunakan penambang untuk menyedot tanah menimbulkan suara
yang sangat nyaring dan sangat menganggu pendengaran. Kebisingan yang
diakibatkan oleh mesin ini karena jumlah mesin penambang yang ada di desa
Pumpung berjumlah lebih dari 10 buah mesin.
3.
Kesimpulan
Intan
adalah mineral yang terbentuk secara kimiawi sehingga menjadi sebuah kristal.
Intan terkenal karna memiliki sifat yang istemewa terutama kekerasannya dan
keindahannya dalam memancarkan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan
banyak digunakan untuk perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia
industri, selain itu intan juga memiliki harga yang sangat mahal.
Salah
tempat penambangan intan yang terkenal di Kalimantan Selatan yaitu terletak di
desa Pumpung kelurahan Sungai Tiung kecamatan Cempaka, Banjarbaru.
Proses
penambangan intan dilakukan dengan cara tradisional dengan menggunakan dulang
juga dengan cara semi modern dengan menggunakan mesin penyedot.
Ada
tiga pencemaran yang diakibatkan dari penambangan intan yaitu pencemaran tanah,
pencemaran air, dan pencemaran suara.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Buku
Suharno
dan Ana, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux.
Semarang: Widya Karya.
2. Wawancara
-
Bapak Tri (Pemandu PKL)
-
Bapak Aidil (Pemandu
PKL)
-
Bapak Basuni, 85 tahun
(Penambang intan desa Pumpung)
Post a Comment