Halloween Costume ideas 2015

HARUAI-WIRANG.blogspot.com

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)


Oleh : Gusti Irwan Rusadi

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
11. Dalam “pemberontakan Banua Lima”, sektor Tabalong menjadi markas Belanda. Pada 15 Mei 1860, rakyat Desa Sungai Buluh (Kelua) di bawah pimpinan Penghulu Rasyid telah mencegat kapal “BONI” lalu bertempur, tapi kapal tersebut sempat lolos sampai ke Tanjung. Namun ketika pulangnya ke Amuntai “BONI” penuh sarat dengan mayat.

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
22. Residen Surakarta, F. Nieuwenhutjzen, yang merangkap komisaris pemenrintah Hindia Belanda daerah Afdeeling Selatan dan Timur Kalimantan, telah memproklamasikan tanggal 11 Juni 1860 bahwa daerah Kerajaan Banjar dimasukkan ke dalam kekuasaan penjajahan Hindia Belanda.
Kota Tanjung telah jatuh ke tangan Belanda, di samping ia emngkonsolidasi kekuatan militer, mereka melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap penduduk dan  membakar perkampungan rakyat. Namun tindakan mereka itu tidak dapat mencegah persatuan dan kesatuan rakyat yang berjuang dibawah pimpinan Pangeran Hidayatullah, Penghulu Rasyid dan Temenggung Jalil, panglima pemberontakan Banua Lima.

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
33. Pada akhir Juli 1860, di kota Tanjung ada pertemuan rahasia segi tiga antara Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari dan aji Mas (Putra Kesultanan Pasir Tanah Grogot), untuk membicarakan rencana serangan umum terhadap kekuatan Belanda di Tanjung. Saat itu Aji Mas memberikan bantuan 4 buah meriam, 8 peti mesiu dan senjata api lainnya, untuk keperluan penyerangan tersebut.

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
44. Pada tanggal 9 Agustus 1860, berangkat dari Desa Karangan Putih, Pangeran Antasari bersama 500 orang anak buahnya telah menyerang pertahanan Belanda di Kelua.
Namun tak di duga sebelumnya, bala bantuan musuh di bawah pimpinan Letnan van Emde datang dari Amunatai, sehingga pasukan Antasari terpaksa mundur dengan berjatuhan korban.
Gerilyawan raksat tersebut menyusun kekuatan kembali di sekitar tanjung untuk suatu penyerangan umum, dimana kota Tanjung pada waktu itu dipertahankan oleh Letnan van Der Wijck.


GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
55. Pahlawan Nasional Pangeran Antasari, dengan didampingi Penghuku Rasyid, pada tanggal 17 Agustus 1860 di Tanjung (Tabalong) telah mengumumkan serangan umum terhadap kekuasaan Belanda, ditandai dengan pengibaran bendera perjuangan berwarna merah dengan sepasang keris bersilang.
Namun sejak saat itu Tabalong menjadi kancah pertempuran rakyat, sampai pada tanggal 24 Agustus 1860 di sini telah gugur 130 orang pejuang sebagai kusuma bangsa.

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
66. Selama seminggu, dari tanggal 12 s/d 18 Oktober 1861, terjadi pertempuran di kampung Habau dan Hariang, antara anak buah Penghulu Rasyid bersama Haji Badar, melawan kekuatan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Thelen.
Pihaknya Penghulu Rasyid dan Haji Badar bermarkas di masjid Pasar Arba, dengan berpakaian jubah putih, mereka menyerang serdadu Belanda sambil menyerukan “La ila ha illallah, Allahu akbar.” Dalam kancah perjuangan di Pasar Arba ini telah gugur 160 syuhada, bersamaan pula dengan gugurnya 18 syuhada di Teluk Pelayang.

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
77. Pada 15 Desember 1861, kapal meliter Belanda "VAN OS”, di bawah pimpinan Letnan Cateau Van Rosevelt, telah memasuki sungai Hanyar menuju pertahanan Penghulu Rasyid di Banua Lawas.
Pasukan penjajah itu diperkuat lagi dengan bantuan militer dari Banua Rantau yang berjalan kaki, untuk menumpas kekuatan rakyat tersenut. Hati itu pos-pos pertahanan rakyat di Banua Lawas di bumi hanguskan oleh Belanda, namun Letnan Rosevelt sendiri mati ditembak oleh anak buah Penghulu Rasyid, disamping korban-korban lainnya.

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
88.  Belanda mengumumkan, barang siapa yang dapat menangkap hidup atau mati Penghulu Rasyid, atau membawa penggalan kepalanya, ia akan diberikan hadiah uang 100 Gulden dan bebas pajak 7 turunan.
Maka tergiurlah para penghianat dalam kesempatan untuk mencari keuntungan, lalu mereka mencari-mencari Penghulu Rasyid, yang saat itu sedang menyembunyikan dirinya di bawah pohon Berunai. Akibat pertempuran melawan Belanda, sebelah kakinya terluka dan ia terpencil sendirian.

GAMBAR UKIRAN RELIEF PERJUANGAN RAKYAT TABALONG PERIODE “PERANG BANJAR” (1859-1865)
99. Seorang kawan seperguruan, yang juga teman seperjuangan Penghulu Rasyid telah berkhianat karena serakah akan hadiah besar, orang tersebut berhasil menemukan Penghulu Rasyid dipersembunyiannya dan akan memenggal kepala Pahlawan itu.
Penghulu Rasyid minta waktu untuk bersembahyang 2 rakaat dan setelah itu ia meninggal, namun kepalanya tetap dipotong dan kepala itu dibawa kepada penguasa di kota Tanjung.
1    Belanda berterima kasih, kepada penghianat itu diberikan hadiah 1000 Gulden dan hak bebas pajak 7 turunan. Jenazah Penghulu Rasyid tanpa kepala dimakamkan di dekat Masjid Pasar Arba, Banua Lawas.



Gambar ukiran relief perjuangan rakyat tabalong periode “perang banjar” (1859-1865) ini sebernarnya terdiri dari 5 periode dan tulisan ini hanya sebagian dari periode pertama “Perang Banjar”. Pada relief ini diceritakan bagaimana perjuangan Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, Penghulu Rasyid dan pejuang lainnya. Penjelasan dan gambar sketsa perjuangan rakyat Tabalong ini di susun oleh Anggraini Anemas beserta timnya pada tahun 1984 berdasarkan hasil penelitian lapangan, wawancara dan referensi dalam perpustakaan kerja.
Dalam sebagian catatan yang saya dapatkan di Perpustakaan Daerah Tabalong, tulisan ini diberikan oleh sambutan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tabalong yaitu H. Dandung Suchrowardi.

“Sejarah jangan disimpan, tetapi harus kita pelajari, kita ceritakan kepada anak cucu kita, agar mereka mengerti bagaimana perjuangan para pahlawan bangsa dalam mengusir penjajah Belanda. Mengajarkan sejarah kepada generasi muda akan menumbuhkan rasa nasionalisme, sikap pantang menyerah, sikap gotong royong, sikap setia kawan dan masih banyak lagi manfaat yang bisa didapatkan dari mempelajari sejarah. Dengan mempelajari sejarah, anak-anak kita dapat ditanamkan pendidikan karakter sejak usia dini”



Label:

Post a Comment

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Theme images by mammuth. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget