Halloween Costume ideas 2015

HARUAI-WIRANG.blogspot.com

June 2017

makam pangeran abu bakar
Makam Pangeran Abu Bakar

Kabupaten Tabalong
adalah kabupaten yang mayoritas penduduknya dihuni oleh suku Banjar dan Dayak. Kabupaten Tabalong juga merupakan kabupaten dengan populasi suku Dayak yang cukup banyak dengan berbagai macam sub-suku, dan yang paling banyak ada Dayak Deah. Jika kita lihat jauh ke belakang dan melihat berbagai macam teori yang menyatakan bahwa orang-orang Dayak lah yang merupakaan penduduk asli Pulau Kalimantan. Namun, seiring berjalannya waktu dan banyaknya pendatang yang datang ke Pulau Kalimantan seperti orang-orang Malayu, Jawa, Bugis, dan lainnya sehingga terjadi akulturasi dan asimilasi budaya yang akhirnya menciptakan adentitas baru yaitu Suku Banjar (khusus Kalimantan Selatan). Sampai saat ini suku Banjar menjadi suku mayoritas di kalimantan Selatan disusul dengan Suku Dayak.

Berikut beberapa Suku Dayak yang ada di Kabupaten Tabalong:
1.      Dayak Deah
2.      Dayak Maanyan
3.      Dayak Lawangan
Dari beberapa suku dayak tersebut Dayak Deah yang mempunyai populasi terbanyak. Oleh karena itu banyak tempat-tempat yang asal-usulnya dinamai oleh atau berdasarkan budaya Dayak.

Desa Marindi.
Desa Marindi adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong. Masyarakat Desa Marindi Mayoritas adalah Suku Banjar Pahuluan dan beragama Islam. Mata pencaharian masyarakat mayoritas adalah berasal dari hasil bertani/ladang dan berkebun karet. Desa Marindi juga mempunyai potensi objek wisata alam yang sangat indah, yaitu Riam Mambanin. Riam Mambanin adalah objek wisata alam yang menawarkan keindahan pemandangan alam, air terjuan, dan jeram-jeram kecil yang ada di sungainya.

Karakteristik Desa Marindi sama dengan desa-desa lainnya, yaitu pemukiman penduduknya berjejer mengikuti jalan atau sungai (tidak berkumun). Sebelum kedatangan orang-orang dari Pahiliran (Kalua) Desa Marindi merupakan pemukiman atau tempat tinggal dari Suku Dayak Deah. Desa Marindi merupakan desa tua yang sarat akan sejarah, hal ini terbukti dengan adanya beberapa peninggalan sejarah seperti Masjid Al-Hidayah dan Makam seorang Ulama penyebar agama Islam di Desa tersebut, yaitu makam Pangeran Abu Bakar.

Asal-usul nama Marindi dan Lusia
Sebelum kedatangan rombongan Pagustian dari Kalua, daearah yang dinamakan Desa Marindi ini dihuli oleh masyarakat Dayak Deah yang di pimpin oleh kepala suku yang bernama Rende. Rombongan Pagustian yang datang ke Marindi ini dipimpin oleh Pangeran Abu Bakar (dalam rentang waktu 1885-1890), kedatangan mereka ke daerah ini diakibatkan daerah Kalua berhasil dikuasai oleh Belanda (pada waktu itu sedang berlangsung Perang Banjar). Mereka disambut hangat oleh penduduk setempat dan dibiarkan tinggal.

Kedatangan orang-orang Pahiliran ini membawa perubahan pada penduduk setempat, terutama pada bidang mata pencaharian dan kepercayaan. Masyarakat yang sebelumnya hidup bergantung dari hasil hutan dan ladang berpindah diperkenalkan cara baru, yaitu dengan membuka lahan untuk persawahan sehingga tidak perlu lagi berpindah-pindah untuk menanam padi (budaya ladang berpindah masih tetap dilakukan masyarakat hingga saat ini). Dari aspek kepercayaan, masyarakat yang dulunya menganut kepercayaan leluhur yaitu Kaharingan sebagian besar memeluk agama Islam dan sebagian lain tetap dengan kepercayaan nenek moyang mereka. Namun, perbedaan keyakinan ini tidak membuat masyarakat terpecah, mereka tetap hidup rukun berdampingan.

Di Kabupaten Tabalong banyak kita jumpai nama-nama desa atau tempat yang di awali dengan kata “Ma”, seperti Marindi, Mantikus, Mangkupum, Masukau, Marimjim, Mabuun, Mahe, Maburai, dan banyak lainnya. Dari hasil wawancara saya dengan beberapa tokoh Dayak Deah,mereka mengatakan bahwa daerah-daerah yang berawalan dengan kata “Ma” dulunya merupakan pemukiman-pemukiman nenek moyang mereka. Akibat derasnya arus pendatang dan Islamisasi mengakibatkan orang Dayak sekarang hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Dayak Deah sebagian besar menempati daerah Kecamatan Upau, Desa Mangkupum, Nawin, dan Seradang. Dayak Lawangan mendiami daerah Binjai, Salikung di Muara Uya dan Dayak Maanyan mendiami daerah Warukin dan Daerah Barito Timur, sedangkan Dayak Iban dinyatakan sudah hampir tidak ada lagi.

Seperti yang saya jelaskan di atas bahwa daerah Marindi sebelum kedatangan para pendatang daerah tersebut di pimpin oleh kepala suku yang bernama Rende. Dalam bahasa Dayak Deah kata “ma” artinya “pak” atau “Bapak”, jadi Ma Rende artinya Bapak Rende atau suatu daerah yang dipimpin oleh Bapak rende. Seiring berjalannya waktu penyebutan Ma Rende berubah menjadi penyebutan tempat yaitu Marindi.

Sedangkan Lowu sia atau Lusia sekarang ini mempunyai arti rumah yang terbakar (dalam bahasa Dayak Deah). Menurut beberapa tokoh masyarakat disebut Lowu Sia atau rumah yang terbakar dikarenakan pada zaman dulu pernah terjadi sebuah kebakaran hebat di daerah tersebut (hasil wawancara dengan beberapa tokoh adat Dayak Deah).

Sebelum Indonesia dikuasa oleh oleh orang-orang Barat seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, bahkan Jepang, Indonesia atau Nusantara sebutan pada zaman itu pernah dikuasai oleh kesultanan-kesultanan Islam. Kesultanan Islam tersebut tersebar dibeberapa pulau besar seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Nusantara memiliki kekayaan alam yang melimpah dan setrategis dari segi geografis menjadi daya tarik bangsa-bangsa luar untuk datang ke Nusantara. Nusantara menjadi pusat pedagangan rempah-rempah pada waktu itu, berbagai pedagang dari luar banyak berdatangan. Dari sektor perdagangan inilah membuat kesultanan-kesultanan pada waktu itu tumbuh menjadi kerajaan besar yang sangat berpengaruh, tidak hanya untuk daerah sekitar tetapi meluas hingga ke luar negeri.
Berikut ringkasan kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara:

1.      Kesultanan Samudara Pasai

Kesultanan SamudraPasai yang didirikan oleh Merah Silu atau Sultan Malik Saleh di pesisir pantai utara Sumatra (di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara) tahun 1267 itu dikenal juga dengan Kesultanan Samudra Darussalam. Sering pula disebut dengan Kesultanan Pasai.
Beberapa sultan yang pernah memerintah Kesultanan Samudra Pasai adalah Sultan Malek Saleh (1267-12970), Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326), dan Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1345). Semasa pemerintahan Sultan Majmud Malik Zahir, Samudra Pasai diserbu oleh pasukan Majapahit tahun 1345 dan 1350. Akibat serbuan dari Majapahit itu, Mahmud Malik Zahir melarikan diri.
Kesultanan Pasai belum berakhir. Kesutanan tersebut mengalami kebangkitan kembali pada masa Sultan Zain al-Abidin Malik Zahir (1383-1405) yang menurut Kronik Cina dikenal sebagai Tsa-nu-li-a-pi-ting-ki. Kronik Cina pula menyebutkan bahwa Tsa-nu-li-a-pi-ting-ki tewas di tangan Raja Nakur. Sepeninggal Zain al-Abidin Malik, istrinya yang bernama Sultanah Nahrasiyah naik tahta.

Menjelang akhir masa pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian yang mengakibatkan perang saudara. Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk meredam pemberontakan. Namun Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugis tahun 1521. Tahun 1524, wilayah Samudra Pasai menjadi bagian dari Kesultanan Aceh.


MAKALAH SEJARAH KEMERDEKAAN CHILI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Negara chili termasuk dalam kawasan Amerika latin. secara geografis Amerika latin memang merupakan sebuah benua sendiri karena luasnya sekitar 8 juta mil persegi. Dari riwayat awal penjajahan  Spanyol atas Amerika latin, di rintis oleh empat orang petualang yaitu Hernando Cortes, Francisco Fizarro, Jimenez de Quesada dan Pedro de Valdivia. kedatangan orang-orang spanyol ini dilatarbelakangi dengan tujuan untuk mencari emas dan perak di kawasan Amerika Latin.( Hidayat Mukmin, 1981:23 )
Tidak terlepas dari masa eropah abad pertengahann baik gerakan pembaharuan yang dikenal dengan Renaissance dan Humanisme berkelanjutan dengan hasrat dan semmangat untuk mencapai kelebihan di masa lampau, di mana eropah membangkitkan dirinya dengan banyak penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan perkembangan budaya pada umumnya, sehingga membawa dorongan untuk membuktikan dari ilmu secara empiris dan teori-teori yang muncul. (Rusdi Effendi,2002:12).
Contoh nyata dari teori yang dikemukakan oleh Copernicus seorang ahli ilmu pasti dan ilmu perbintangan Polandia yang berkeyakinan, bahwa bentuk dunia itu bulat seperti bola dan matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda antariksa. kemudian seorang ilmuan Italia bernama Galileo G. mengemukakan pendapatnya yang mendukung pendapat Copernicus . Motivasi lain muncul bagi orang Eropah dengan adanya kisah perjalanan Marcopolo seorang pedagang dan musafir dari Venesia (itali) yang pergi ke negeri Cina (1271-1292), sehingga merupakan motivasi bagi pelaut-pelaut Eropah untuk mencari negeri-negeri baru. (Rusdi Effendi,2002:12).
B.     Batasan masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Letak Geografis  Negara Chili
2.      Penaklukan Chili Oleh Spanyol
3.      Masa Perjuangan Kemardekaan Chili
C.    Rumusan masalah
1.      Apa Latar Belakang Penjajahan Spanyol Terhadap Chili ?
2.      Siapa Pejuang Kemerdekaan Negara Chili ?
3.      Bagaimana Perjuangan Kemerdekaan chili ?
D.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui  Latar  Belakang Penjajahan Penjajahan Spanyol Terhadap Chili
2.      Mengetahui  Tokoh Pejuang Dari Negara Chili
3.      Mengetahui Proses Perjuangan Kemerdekaan Chili
E.     Metode penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode referensi. Metode referensi yaitu, suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang Pergolakan di Amerika Latin Dalam Dasawarsa ini. Selain itu, Tim penulis juga memperoleh data dari internet.

BAB II
SEJARAH KEMERDEKAAN CHILI
A.    LETAK GEOGRAFIS NEGARA CHILI
Chili adalah sebuah negara berdaulat di Benua Amerika, terletak di bagian tenggara Amerika Selatan. Nama resmi negara ini adalah Republik Chili (bahasa Spanyol: República de Chile), dengan ibu kota dan pusat pemerintahan di Kota Santiago.
Chili adalah sebuah negara di pesisir sempit dan panjang Kerucut Selatan di tepi barat Andes, Chili membentang lebih dari 4.630 kilometer dari utara ke selatan, tetapi hanya 430 kilometer di titik terlebar timur ke barat. Keadaan ini menjadikannya sebagai negara utara-selatan terpanjang di dunia. Chili meliputi 756.950 km persegi daratan. Chili terletak di antara 17°LS dan 56°LS, dan 66°BB dan 81°BB.
Chili biasanya dikelompokkan ke dalam tiga zona. Yang pertama, disebut Chili benua, atau daratan utama Chili, terdiri dari pita kurus di pantai barat Kerucut Selatan, yang sebagian besarnya membujur dari pesisir tenggara Samudera Pasifik sampai Andes, di antara 17º29'57" LSdan 56º32' LS, sepanjang 4.270 km. Mencapai lebar maksimum 445 km pada 52º21' LS, sampai Selat Magelhaens, lebar minimum 90 km pada 31º37' LS, di antara Punta Amolanas dan Paso de la Casa de Piedra, dengan lebar rerata 175 km. Chili berbatasan di darat dengan Peru di utara, Bolivia dan Argentina di timur, seluruhnya sepanjang 6.339 km, dan di selatan dengan Selat Drake. Bersama-
sama dengan Ekuador, Chili merupakan negara di Amerika Selatan yang tidak berbatasan dengan Brasil. Yang kedua, disebut Chili insular (Chili kepulauan), merujuk kepada sekumpulan pulau-pulau vulkanik di Samudera Pasifik bagian selatan: Kepulauan Juan
Fernández dan Kepulauan Desventuradas yang merupakan bagian dari Amerika Selatan, Isla Salas y Gómez dan Pulau Paskah, yang secara geografis terletak di Polinesia. Yang ketiga, Teritorial Antarktika Chili, yakni sebuah zona seluas 1.250.257,6 km² di Antarktika di antara 53°BB dan 90°BB yang didaku Chili sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya, perbatasannya di selatan dengan Kutub Selatan. Pendakuan ini ditangguhkan sesuai dengan Sistem Traktat Antarktika, di mana Chili adalah salah satu pesertanya, padahal ketidakturutsertaan dalam sistem traktat ini akan mengharuskan Chili melepaskan pendakuannya. Karena letaknya di Benua Amerika, Oseania, dan Antarktika; Chili menyatakan dirinya sebagai negara tribenua
Menurut luas daratannya, Chili termasuk kategori negara besar, menempati urutan ke-38 di dunia.Besarnya kurang lebih sama dengan pulau Kalimantan. Chili memiliki kandungan bahan tambang yang amat melimpah seperti tembaga, yodium, perak, asam, cendana, besi, tembaga, minyak, gas,emas, kobalt, seng, mangan, borax, merkuri, belerang, marmer, batu akik, dan lain-lain.
B.     PENAKLUKAN CHILI OLEH SPANYOL
Pada tahun 1520, pada saat berusaha berlayar mengelilingi bumi, Fernando de Magelhaens menemukan sebuah selat di selatan yang kini dinamai menurut namanya, Selat Magelhaens. Orang Eropa berikutnya yang mencapai Chili adalah Diego de Almagro dan rombongannya, para penakluk dari Spanyol, yang berangkat dari Peru untuk mencari emas pada tahun 1535. Pada tahun 1535, almagro ingin menguasai Chili dari pangkalannya di Peru, para penakluk dari Spanyol berusaha merebut daratan "Lembah Chili" setelah menaklukkan Kerajaan Inka. Ekspedisi pertama, yang dipimpin oleh Diego de Almagro gagal. Penaklukan Chili bermula pada tahun 1540 dan dilakukan oleh Pedro de Valdivia salah seorang letnan yang menjadi bawahan Francisco Pizarro.
Dalam tahun 1539, Almagro menugaskan Pedro untuk mengambil oper tugas-tuganya untuk daerah sebelah selatan. dalam tahun 1540, Pedro berangkat memimpin ekspedisi, disertai 200 orang Spanyol dan 1000 orang penduduk asli. dengan mengalami segala rintangan, baik dari orang-orangnya sendiri maupun dari serangan suku Indian Araucania, kemudian ia berhasil mendirikan kota-kota  Santiago (12 Februari 1541), La Serena, Valparaiso (September 1544), Concepcion (januari 1550), Imperial (1551), dan Valdivia (1552). (Hidayat Mukmin, 1981:22).
Orang Spanyol menjumpai berbagai macam kebudayaan yang mendukung mereka, terutama metode tebang-dan-bakar dalam bidang pertanian dan perburuan. Meskipun orang Spanyol tidak menemukan cadangan emas dan perak yang mereka cari, mereka mengenali potensi pertanian di lembah tengah Chili, dan Chili menjadi bagian dari Imperium Spanyol.
Penaklukan wilayah ini dilakukan tahap demi tahap, dan Orang Eropa menderita kemunduran yang berulang-ulang di tangan penduduk setempat. namun kemudian perlawanan dari suku Indian menghebat. Sebuah pemberontakan Mapuche besar-besaran yang dipimpin Lautaro pada tahun 1553 menyebabkan kematian Valdivia pada tanggal 31 Desember 1553 dan kehancuran permukiman penting koloni.  dan petualang, kematian Pedro de Valdivia dalam pertempuran membela raja merupakan kehormatan tertinggi. Pemberontakan-pemberontakan besar lainnya terjadi pada tahun 1598 dan 1655. Setiap kali Mapuche dan kelompok orang asli lainnya memberontak, perbatasan koloni di selatan selalu bergeser ke utara.
Konflik militer ini berlangsung lebih dari tiga abad, tetapi dalam babak-babak perdamaian yang berbeda melalui realisasi "parlemen", ketika Quilín pada tahun 1641 mendirikan perbatasan antara pemerintah kolonial dan suku-suku Indian di sepanjang Sungai Biobío, daerah ini dikenal sampai sekarang sebagai La Frontera. Penghapusan perbudakan oleh mahkota Spanyol pada tahun 1683 dilakukan atas dasar kesadaran bahwa tindakan pembudakan terhadap Orang Mapuche justru akan memperkuat perlawanan mereka, dan tidak mempermudah mereka untuk takluk. Meskipun demikian, pelarangan oleh pihak kerajaan masih menyisakan berbagai gangguan dari kolonialis.
Dibatasi di utara oleh gurun, di selatan oleh Mapuche, di timur oleh Pegunungan Andes, dan di barat oleh samudera, Chili menjadi salah satu koloni homogen yang paling memusat di Amerika Spanyol. Karena posisinya yang terpisah jauh dari pusat-pusat imperium raya dan rute-rute perdagangan, dan juga terjadi konflik dengan Mapuche, Chili menjadi provinsi miskin yang dimiliki Viceroyalty Peru yang kaya, yang ekonominya hanya berfungsi untuk menyokong kebutuhan bahan mentah seperti kulit, lemak, dan gandum Viceroyalty dan sedikit teritorial Chili Spanyol. Berperan sebagai barisan garnisun terdepan, koloni ini menjadi penangkal perambahan oleh Orang Mapuche dan musuh-musuh Spanyol dari Eropa,
khususnya Britania dan Belanda. Para bajak laut dan petualang Inggris mengancam koloni selain Mapuche tentunya, seperti yang ditunjukkan oleh serbuan yang dipimpin Francis Drake pada tahun 1578 di Valparaíso, pelabuhan utama koloni. Chili menuanrumahi salah satu angkatan darat terbesar di Benua Amerika, menjadikannya sebagai salah satu wilayah jajahan Spanyol yang paling termiliterkan, juga salah satu titik pengeluaran kas Peru terbesar.
C.    MASA PERJUANGAN KEMERDEKAAN CHILI
Perebutan kekuasaan tahta Spanyol oleh abang Napoleon Bonaparte, yakni Joseph Bonaparte pada tahun 1808 mempercepat kendali koloni menuju kemerdekaan dari Spanyol. Sebuah junta nasional, atas nama Fernando VII dari Spanyol – pewaris raja terguling – dibentuk pada tanggal 18 September 1810, ini menandai bermulanya periode yang dikenal sebagai Patria Vieja. Pemerintah Junta Chili memproklamasikan Chili sebagai republik otonom di dalam Monarki Spanyol (untuk mengenang kejadian ini, Chili merayakan Hari Nasional pada tanggal 18 September setiap tahun). Setelah peristiwa-peristiwa ini, sebuah pergerakan menuju kemerdekaan penuh, di bawah komando José Miguel Carrera (salah seorang patriot termasyhur) dan dua saudara laki-lakinya, Juan José dan Luis Carrera, segera memperoleh dukungan yang semakin meluas. Upaya-upaya Spanyol untuk memaksakan kembali sembarang kekuasaan pada periode yang disebut Reconquista (atau Penaklukan Kembali) telah memicu perjuangan yang berlarut-larut, termasuk di antaranya perlawanan dari Bernardo O'Higgins, yang menentang kepemimpinan Carrera. Pada tahun 1814 terjadilah Pertempuran Rancagua, di mana serdadu kerajaan berjaya menaklukkan kembali wilayah ini.
Perang Pasifik: Pertempuran Iquique pada tanggal 21 Mei 1879
Adapun tokoh pejuang kemerdekaan Chili dan kemudian juga Peru adalah seorang militer, seorang ahli stategi dan yang tidak suka politik , yang pernah berdinas lama dalam pasukan darat dan laut Spanyol. Ia adalah Jose de San Martin. Dalam perjuangan ia dibantu oleh tokoh lain yang lebih suka politik, seorang Kreol yang bernama Bernando O’Higgins. ( Hidayat Mukmin, 1981:33)
Mula-mula ia minta bantuan Argentina, dengan minta pangkalan di Argentina Barat, yang akan dipargunakan sebagai pusat latihan dan pusat persiapan menyerang Chili dari timur Pegunungan Andes. Maksudnya lebih lanjut adalah agar setelah Chili jatuh, Peru dapat diserangnya dari laut.
Setelah persiapan darat dan laut yang matang selama dua tahun (1814 – 1816), ia mulai bergerak menyerang Chili. Dalam Pertempuran Chacabuco, pasukan Spanyol di Chili dapat dikalahkan mutlak (12 Februari 1817). Kemudian Santiago (ibukota Chili) dapat diduduki. San Martin ditawari jabatan Kepala Pemerintahan Chili, namun karena menyadari dirinya adalah seorang prajurit yang lebih suka di medan laga, tawaran tersebut diberikan kepada O’Higgins, tokoh yang kemudian memproklamasikan kemerdekaan penuh Chili ( 2 Januari 1818). ( Hidayat Mukmin, 1981: 33 – 34)
Peperangan yang berselang-seling terus berlanjut sampai tahun 1817. Dengan dipenjaranya Carrera di Argentina, O'Higgins dan kelompok anti-Carrera José de San Martín, pahlawan Perang Kemerdekaan Argentina, memimpin sebuah angkatan darat yang menyeberangi Andes ke Chili dan mengalahkan pesetia kerajaan dalam Pertempuran Chacabuco pada tanggal 12 Februari 1817. Setahun berikutnya, atau tanggal 12 Februari 1818, Chili diproklamasikan sebagai republik yang merdeka. Bagaimanapun, pemberontakan politik telah membawa sedikit perubahan sosial, dan masyarakat Chili pada abad ke-19 memelihara intisari struktur sosial kolonial yang berjenjang, yang sangat dipengaruhi oleh politik keluarga dan Gereja Katolik Roma.
Sebenarnya sebuah kepresidenan telah bangkit, tetapi para tuan tanah yang kaya raya masih terlalu kuat. O'Higgins memulakan suatu periode reformasi yang mengarah pada ketidakpuasan banyak kaum oligarki, yang menyebabkan turun tahta di Chili pada tahun 1823. Pada tahun yang sama, atas tuntutan konstitusi, perbudakan secara resmi dihapuskan di Chili, negara pertama di Amerika Latin yang melakukannya. Tujuh tahun berikutnya, sejumlah proses menuju kemerdekaan dilalui. Setelah beberapa upaya gagal dan kemenangan diraih oleh kaum konservatif dalam Revolusi 1829, dimulailah periode kestabilan dalam suatu bentuk negara yang disebut Republik Konservatif, yang penghormatan terbesarnya mengarah kepada seorang menteri yang bernama Diego Portales, yang meletakkan dasar-dasar negara pada abad ke-19, dengan Konstitusi 1833.
Chili lambat laun mulai mengembangkan pengaruhnya untuk menentukan perbatasan. Berdasarkan Traktat Tantauco, Kepulauan Chiloé menjadi bagian dari wilayah Chili sejak tahun 1826. Ekonomi Chili mulai mengalami ledakan setelah ditemukannya bijih perak di Chañarcillo dan perdagangan tumbuh dari pelabuhan Valparaiso, yang turut memicu sengketa kedaulatan maritim di Pasifik dengan Peru. Pembentukan Konfederasi Peru-Bolivia telah dilihat sebagai ancaman bagi kestabilan negara ini dan pernyataan dimulainya Perang Konfederasi pun diumumkan, masa peperangan ini diakhiri dengan kejayaan Chili dalam Pertempuran Yungay pada tahun 1839 dan pembubaran Konfederasi. Bersamaan dengan kejadian-kejadian ini, upaya-upaya telah dilakukan untuk memperkuat kedaulatan di selatan Chili, dengan mengintensifkan penetrasi Region Araucanía dan pendudukan Llanquihue oleh para imigran Jerman. Melalui pembangunan Fuerte Bulnes, Region Magallanes y la Antártica digabungkan ke dalam Chili pada tahun 1843, sedangkan Region Antofagasta yang pada saat itu milik Bolivia mulai diduduki.
Setelah 30 tahun pemerintahan konservatif, pada tahun 1861 dimulailah periode Partai Liberal yang dicirikan oleh kemakmuran ekonomi berbasis pertambangan sendawa di Region Antofagasta, yang memicu sengketa perbatasan dengan Bolivia, yang mendaku bahwa teritorial itu adalah milik mereka. Pada tahun 1865, Chili berperang melawan Spanyol, yang mengakui kemerdekaan Chili pada tanggal 24 April 1844. Pada tanggal 31 Maret 1866, armada Spanyol di bawah komando Laksamana Casto Méndez Núñez, mengebom Kota Valparaiso selama tiga jam. Konflik ini resmi berakhir pada tahun 1883 dengan ditandatanganinya Traktat Perdamaian dan Persahabatan di antara kedua-dua negara.
Meskipun Chili dan Bolivia menandatangani traktat-traktat perbatasan pada tahun 1866 dan 1874, mereka gagal menyelesaikan sengketa mereka, dan pada tanggal 14 Februari 1879, Chili mendaratkan serdadunya di pelabuhan Antofagasta, memulakan aksi militer melawan Bolivia. Peru sebelumnya telah menandatangani pakta aliansi pertahanan dengan Bolivia, sehingga Chili menyatakan perang terhadap kedua-dua negara ini pada tanggal 5 April pada tahun yang sama, tanggal resmi dimulainya Perang di Pasifik, yang berakhir dengan ditandatanganinya Traktat Ancón dengan Peru dan Pakta Tregua dengan Bolivia pada tahun 1884. Setelah perang ini, Chili mendapatkan hak kendali atas Departemen Pesisir (bekas wilayah Bolivia) dan Provinsi Tarapacá, Arica, dan Tacna (bekas wilayah Peru), yang ditulis belakangan berlaku sampai tahun 1929, dan Chili juga berupaya menyelesaikan sebagian besar urusan perbatasannya dengan Argentina di Patagonia dan Puna de Atacama. Chili juga menerima hasil akhir Perang Arauco, yang juga disebut "Pasifikasi Araucania" pada tahun 1881, dan menjadikan Pulau Paskah sebagai wilayah barunya yang lain pada tahun 1888.
Menjelang akhir abad ke-19, pemerintah di Santiago memperkokoh kedudukannya di selatan dengan menekan Mapuche pada masa Pendudukan Araucanía. Sebuah perjanjian yang menyatakan bahwa Argentina mengakui kedaulatan Chili atas Selat Magelhaens disetujui pada tahun 1881. Sebagai hasil dari Perang Pasifik dengan Peru dan Bolivia (1879–1883), Chili memperluas wilayahnya ke utara, yang berdampak pada menghilangnya sepertiga akses Bolivia lama ke Samudera Pasifik, dan memperoleh cadangan nitrat yang berharga, eksploitasi yang memandu Chili menuju era kemakmuran nasional.
Pada tahun 1891, konflik antara Presiden José Manuel Balmaceda dan Kongres memicu Perang Saudara di mana Kongres menang dan menerapkan sistem republik parlementer. Perang Saudara ini juga menjadi ajang unjuk kekuatan antara pihak-pihak yang menghendaki pembangunan industri setempat dan kepentingan-kepentingan kuat perbankan Chili, khususnya House of Edwards yang memiliki hubungan erat dengan para pemodal asing. Meskipun terjadi ledakan ekonomi, periode ini ditandai oleh ketidakstabilan politik dan awal gerakan proletar yang disebut "masalah sosial". Ini terjadi karena adanya "persebaran kemakmuran" yang tidak merata, di mana ia tidak dapat dipertahankan seiring waktu berjalan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Chili adalah salah satu negara yang termasuk kawasan Amerika Latin yang juga menjadi daerah jajahan Spanyol. Faktor-faktor sejarah sangat mempengaruhi perkembangan negara-nagara dikawasan Amerika Latin termasuk Chili. Diantara banyak faktor-faktor sejarah, yang terpanting diantaranya adalah penindasan asing selama 3 abad di daerah Amerika Latin, cara mencapai kemerdekaan yang umumnya dilakukan adalah melalui perlawanan bersenjata dan adanya intervensi asing pada masa-masa sebelumnya, sewaktu dan setelah tercapai kemerdekaan.
Perjuangan merebut kemerdekaan dilakukan secara serta merta oleh masing-masing rakyat daerah jajahan tanpa ada koordinasi perjuangan antara daerah-daerah satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
-          Effendi, Rusdi. 2002. Sekilas Tentang Amerika Latin (Perjalanan Sejarah
U.S.A Dan Amerika Latin), Banjarmasin
-          Hewwit, James. 1989. Orang-Orang Ternama Bidang Eksplorasi Dunia,    
Jakarta: PT. Rosda Jayaputra
-          Mukmin, Hidayat. 1981. Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa   
Ini, Jakarta: Ghalia Indonesia
sumber Internet :
-          http://id.wikipedia.org/wiki/amerika_chili.html di akses tanggal 20 Mei

2012 jam 11:00

Banjarmasinku bungas, Banjarmasinku sayang.


Kota Banjarmasin sering disebut dengan julukan kota seribu sungai. Kata seribu sungai ini di berikan bukan karna jumlah sungainya ada seribu, tetapi dikarenakan banyaknya sungai yang mengaliri daerah ini baik itu sungai yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Menururut data dari Dinas Kimprasko ( Dinas Pemukiman dan Prasarana Kota) Banjarmasin yang dilangsir oleh Wikipedia menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai.
Sungai sudah menjadi bagian hidup dari masyarakat Banjarmasin. Hal ini sudah berlangsung sejak jaman Kesultanan Banjar (1525-1860), dimana sungai menjadi urat nadi kehidupan. Adapun fungsi sungai yang utama pada waktu itu adalah sebagai jalur transportasi yang menghubungkan  daerah pedalaman dengan kota Banjarmasin, sebagai tempat dan jalur perdagangan baik lokal maupun internasional, dan sungai sebagai tempat untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan sebagainya. Begitu penting arti sungai bagi masyarakat Banjarmasin. Namun, seiring berjalannya waktu kondisi sungai-sungai yang ada di Banjarmasin semakin hari semakin memperihatinkan, ini dikarenakan pencemaran akibat dari limbah rumah tangga  dan juga limbah industri.
Begitu banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan di sungai seperti sebagai jalur transportasi, perdagangan, dan juga melakukan kegiatan sehari-hari. Namun, dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan tidak diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan sungai sebagai urat nadi kehidupan mereka. Akibatnya sungai di Banjarmasin tidak lagi bersih, tercemar limbah rumah tangga, menyempit, dangkal, dan bahkan ada yang mati.
potret keadaan sungai banjarmasim
Masyarakat menggunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari

Masyarakat yang tinggal dibantaran sungai mempunyai kebiasaan membuang sampah langsung ke sungai baik itu sampah organik maupun non organik. Kebiasaan inilah yang membuat sungai di Banjarmasin semakin hari semakin kotor banyak sampah berserakan dimana-mana. Ironisnya walaupun sungai dijadikan tempat pembuangan sampah masal oleh masyarakat, tetapi mereka tetap menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci pakaian, dan mandi. Air sungai yang sudah tercemar tentu sangat tidak baik untuk digunakan apalagi kalau itu untuk konsumsi.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai disebabkan adanya pergeseran budaya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Banjar. Pergeseran budaya yang dimaksud adalah masyarakat Banjar yang dikenal memiliki kebudayaan sungai bergeser menjadi budaya darat. Perkembangan kota yang semakin pesat dan pertumbuhan jalan-jalan darat yang semakain banyak mengakibatkan masyarakat secara perlahan mengabaikan pentingnya arti kelestarian sungai bagi kehidupan mereka.
potret kehidupan sungai di banjarmasim
sungai sebagai jalur transportasi

potret keadaan sungai banjarmasim
berbagai kegiatan dilakukan masyarakat di sungai Martapura, Banjarmasin.

Apabila dilihat secara keseluruhan permasalahan kebersihan sungai ini bukan hanya tanggung jawab dari masyarakat saja, tetapi pemerintah kota juga harus ikut bertanggung jawab dalam melestarikan sungai. Pemerintah harus memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan sungai bagi kelangsungan hidup mereka dan anak cucu mereka nanti, selain itu pemerintah juga harus mengatur tata ruang kota khususnya disekitar bantaran sungai. Banyaknya bangunan dan rumah-rumah warga yang berada dibantaran sungai, mereka membangun rumah menjorok ke sungai atau memakan bibir sungai sekitar 5 sampai 10 meter. Hal ini tentu akan mempersempit sungai dan menghambat aliran air yang mengalir. Terkait hal ini pemerintah harus membuat aturan yang tegas mengenai izin membangun bangunan di pinggir sungai agar tidak terjadi penyempitan sungai.
Diharapkan kesadaran dari masyarakat dan keseriusan dari pemerintah untuk menjaga dan melestarikan sungai, bekerjasama dalam mewujudkan sungai yang bersih dan tertata rapi agar semua pihak menikmatinya baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi kesehatan. Air adalah sumber kehidupan, menjaga sungai sama artinya dengan menjaga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dimasa yang akan datang.


Indahnya masa kecil tanpa gadget.

Gadget atau ponsel pintar sekarang ini bisa dikatakan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang. Terlebih bagi anak-anak remaja, ponsel menjadi barang yang wajib mereka miliki. Dengan gadget atau ponsel pintar orang-orang yang memilikinya dapat melakukan berbagai macam aktivitas seperti berfoto selfie, bermedia sosial, membaca beritan dan melakukan aktivitas lainnya. Aktivitas tersebut bisa dilakukan dimana saja dan kapanpun. Namun, dari sekian banyak aktivitas yang dapat dilakukan menggunakan ponsel pintar ada hal penting yang terlewatkan yaitu kehidupan sosial yang nyata.
Bukan media sosial, aktivitas atau interaksi yang dilakukan di media sosial itu hanya semu, bukan interaksi yang sebenarnya. Dewasa ini ponsel pintar telah membuat orang menjadi semakin individualis. Misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing, begitu halnya dengan anak-anak jaman sekarang mereka lebih banyak bermain dengan ponsel dari pada bermain dengan teman-temannya. Satu hal yang sangat disayangkan, berbeda dengan anak-anak generasi 90-an dimana belum ada ponsel pintar. Tempat bermain yaitu halaman rumah, tempat-tempat lapang dan tentu tempat favorit yaitu sungai. Ada yang kurang jika belum bermain di sungai. Bahkan sampai lupa waktu hingga “mak” atau ibu menjemput sambil membawa sapu lidi.. hihihi

Indahnya masa kecil tanpa gedget, bermain dengan teman sebaya, bermain dengan alam, bermain berbagai macam permainan tradisional dan yang paling menyenangkan bermain di sungai.hehe
Salah satu aktivitas bermain yang paling menyenangkan di tempat saya tinggal yaitu yang kami sebut dengan “Balantingan” atau bisa juga disebut dengan susur sungai. Saya tinggal di sebuah desa kecil di Kabupaten Tabalong, Kalsel.

BALANTINGAN

[BALANTINGAN], istilah yang kami gunakan untuk kegiatan ini. Mungkin di tempat lain disebut dengan nama yang berbeda. Sensasi “Balantingan” mengkin tidak jauh berbeda dengan Arum Jerang..hihihi yang pasti sangat menyenangkan, biasanya kami lakukan di hilir Sungai Kinarum. Ini menjadi kegiatan favorit saya dan teman-teman ketika berumur 8-15 tahun/tahun 2000-an.
Balantingan sering kami lakukan ketika air sungai mulai naik setelah turun hujan (banyu dalam). Lanting yang kami gunakan terbuat dari batang pohon pisang yang “digampir” sehingga bisa dibuati oleh beberapa orang.
Sekarang kegiatan ini sangat jarang dilakukan oleh anak-anak  karena dianggap kegiatan yang membahayakan karena dilakukan di sungai yang airnya sangat deras dan dalam.
Ya, kegiatan ini sangat membahayakan bagi orang yang tidak bisa berenang.

Namun percayalah, Saya dulu pandai berenang…hahahaha

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Theme images by mammuth. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget