Halloween Costume ideas 2015

HARUAI-WIRANG.blogspot.com

OBJEK WISATA AIR TERJUN RIAM MAMBANIN DI DESA MARINDI, KECAMATAN HARUAI

Riam Mambanin adalah salah satu objek wisata alam yangg ada di kabupaten Tabalong, tepatnya di Desa Marindi, Kecamatan Haruai.



Riam Mambanin.

air terjun riam mambanin
Kalau di lihat akhir-akhir ini objek wisata alam menjadi tren anak-anak muda saat ini. Baik itu objek wisata mendaki gunung, berenang di pantai dan juga petualangan keluar masuk hutan. Tren wisata seperti ini juga tidak lepas dari beberapa televisi swasta yang berlomba menayangkan acara-acara petualangan dengan mengexplore berbagai tempat wisata alam yang ada diberbagai daerah di Indonesia. Nah, berikut ini saya akan mengulas sedikit tentang tempat wisata yang ada tidak jauh dari tempat tinggal saya, yaitu objek wisata Riam Mambanin. Riam Mambanin adalah sebuah objek wisata alam yang menawarkan sebuah keindahan air terjun dikombinasi dengan keindahan bebatuan besar dan rimbunnya hutan di sekitar.

1. Lokasi Objek Wisata Riam Mambanin
Riam Mambanin ini terletak di desa Marindi, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Jarak tempuh dari Tanjung (ibu kota kabupaten Tabalong) yaitu kurang lebih 35 km dan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Sedangkan jarak dari kantor kecamatan Haruai ke Riam Mambanin yaitu kurang lebih 15 km dan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Sedangkan dari desa Marindi menuju lokasi objek wisata bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 menit.

Kalau kalian ingin berkunjung ketempat wisata ini yang kebetulan jauh dari tempat tinggal kalian atau belum pernah sama sekali ketempat ini, berikut saya berikan informasi rute perjalanannya. Jika kalian pengunjung yang berasal dari kota Tanjung atau daerah selatan kabupaten Tabalong, kalian bisa menggunakan jalan trans Kalsel-Kaltim menuju arah Kaltim. Kurang lebih 30 km kalian akan sampai di desa Wirang, nah di situ terdapat persimpangan yang dikenal dengan Simpang Ampat, ketika sampai di simpang ampat belok kanan kurang lebih 2 km kalian akan sampai di desa Marindi. Kalau pengunjung yang berasal dari M.Uya, Jaro hingga kaltim sebaliknya mengambil arah belok sebelah kiri ketika sampai di simpang empat Wirang.

2. Keindahan Air Terjun Riam Mambanin
Alam selalu menawarkan keindahannya. Ciptaan-Nya adalah adalah lukisan terindah. Jutaan kata tidak pernah akan mampu mendeskripsikan keindahan ciptaan-Nya. Manusia hanya setitik tinta kecil di dalam kanvas lukisan-Nya. Hanya puja-puji syukur yang diucapkan ketika memandang ciptaannya.

Ya, alam selalu menawarkan keindahan. Bagitu juga dengan Riam Mambanin, diciptakan dengan indah oleh Sang Maha Pencipta. Mambanin adalah nama sebuah sungai yang bersumber dari pegunungan dan bermuara di sungai Kinarum desa Marindi. Sedangkan Riam diartikan sebagai bagian sungai yang berarus deras dan berbatu (jeram). Jadi Riam Mambanin dapat diartikan sebagai sungai Mambanin yang berarus deras. Sungai Mambanin bukan termasuk sungai besar karena lebarnya hanya sekitar 3-5 meter saja, tetapi sungai ini menjadi unik dan indah karena ia melewati bebatuan besar yang ada disekitarnya sehingga air yang melewati bebatuan tersebut terlihat putih susu. Bisa dilihat di foto!.

Objek wisata Riam Mambanin ini sebenarnya terbagi beberapa spot/tempat. Tempat pertama dan menjadi tujuan utama para pengunjung yaitu sebuah air terjuan setinggi 5 meter dan lebarrya kurang lebih 2-3meter (bisa dilihat di foto). Tempat inilah yang biasanya paling ramai dikunjungi terutama pada hari-hari libur. Air terjun ini menyajikan pemandangan yang indah, sebuah air terjun dengan kombinasi rimbunnya pepohonan disekitar membuat pengunjung dimanjakan pemandangannya oleh alam. Ditambah dengan sejuknya udara khas pegunungan membuat orang betah berada ditempat tersebut.

Spot ke-dua terletak tidak jauh dari lokasi air terjuan yang pertama kurang lebih 200 meter. Lokasi ke-dua ini bisa di akses dengan naik kendaraan ataupun berjalan kaki, tetapi jalannya aga sedikit menanjak. Di spot ini tidak ada air terjun setinggi di spot pertama, tetapi di sini juga tidak kalah indahnya. Jeram-jeram kecil yang bertingkat memutih melewati bebatuan menjadi sajian yang bisa dinikmati pengunjung. Dan tempat yang paling menarik yaitu sebuah batu besar yang di tengahnya dilewati oleh aliran sungai Mambanin sehingga membentuk sebuah trowongan. Namun disayangkan akses menuju tempat ini masih bisa dikatakan cukup sulit karena belum ada jalan yang dibuatkan khusus, yang ada hanya jalan setapak yang dibuat beberapa pengunjung yang pernah ke tempat ini.

3. Mitos Riam Mambanin
Selain menawarkan keindahan alamnya, air terjun Riam Mambanin juga memiliki mitos-mitos (sesuatu yang diyakini benar-benar terjadi) yang berkembang di masyarakat khusus masyarakat desa Marindi. Mitos ini berkaitan dengan hal-hal gaib yang ada di wilayah air Terjun Riam Mambanin.mitos yang pertama yaitu adanya larangan kepada para pengunjung untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik seperti perkataan-perkataan jorok, membuang sampah sembarangan dan berbuat mesum ditempat tersebut. Apabila melakukan hal-hal di atas maka menurut kepercayaan masyarakat akan mendapatkan karma (kapuhunan). Mitos yang kedua yaitu berhubungan dengan keberadaan orang-orang gaib penunggu air Terjun Riam Mambanin. Menurut cerita masyarakat di sekitaran air terjun Riam Mambanin merupakan tempat persembunyian para pejuang keturunan Kerajaan Banjar (pagustian) pada masa Perang Banjar. Dari hasil penelitian saya di Desa Marindi untuk kelengkapan data sekripsi yang berjudul Biografi P.H. Abu Bakar menemukan fakta bahwa di Desa Marindi ini merupakan kampung “Pagustian” yang mana pada akhir Perang Banjar yang menjadi pemimpin di daerah tersebut adalah P.H. Abu Bakar. Beliau adalah seorang ulama sekaligus pejuang pada waktu itu. Ketika tentara belanda berhasil menguasai daerah di sekitar Marindi atau yang waktu itu disebut Lowu Sia, para pejuang/pagustian bersembunyi di sekitar air terjun Riam Mambanin dan menurut kepercayaan masyarakat mereka ini gaib dan masih ada hingga sampai saat ini.

Adapun mitos yang lainnya yaitu terkait adanya lobang batu yang membentuk seperti kawah, yang mana oleh masyarakat disebut sebagai “kawah wadai kiping”. Menurut cerita, pada jaman dulu ketika para pejuang Perang Banjar bersembunyi di dekat air terjun mereka memasak “wadai kiping” dengan menggunakan sebuah kawah, tetapi ternyata pasukan Belanda berhasil menemukan persembunyian para pejuang tersebut. Ketika mengetahui pasukan Belanda sudah dekat mereka cepat-cepat lari dan bersembunyi. Nah, “wadai kiping” yang dimasak di dalam kawah tadi pun ditinggalkan begitu saja dan menjadi batu hingga saat ini. Seperti itulah kira-kira asal usul terbentuknya ‘Kawah Wadai Kiping” menurut cerita masyarakat, terlepas banar atau tidak, Wallahu a’lam. Ini hanya mitos. 

BACA JUGA:
 
Label:

Post a Comment

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Theme images by mammuth. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget