Riam Mambanin.
Kalau di lihat akhir-akhir ini objek wisata alam menjadi tren
anak-anak muda saat ini. Baik itu objek wisata mendaki gunung, berenang di
pantai dan juga petualangan keluar masuk hutan. Tren wisata seperti ini juga
tidak lepas dari beberapa televisi swasta yang berlomba menayangkan acara-acara
petualangan dengan mengexplore berbagai tempat wisata alam yang ada diberbagai
daerah di Indonesia. Nah, berikut ini saya akan mengulas sedikit tentang tempat
wisata yang ada tidak jauh dari tempat tinggal saya, yaitu objek wisata Riam
Mambanin. Riam Mambanin adalah sebuah objek wisata alam yang menawarkan sebuah
keindahan air terjun dikombinasi dengan keindahan bebatuan besar dan rimbunnya
hutan di sekitar.
1. Lokasi Objek
Wisata Riam Mambanin
Riam Mambanin ini terletak di desa Marindi, Kecamatan Haruai,
Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Jarak tempuh dari Tanjung (ibu kota
kabupaten Tabalong) yaitu kurang lebih 35 km dan waktu tempuh kurang lebih 1
jam. Sedangkan jarak dari kantor kecamatan Haruai ke Riam Mambanin yaitu kurang
lebih 15 km dan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Sedangkan dari desa Marindi
menuju lokasi objek wisata bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 menit.
Kalau kalian ingin berkunjung ketempat wisata ini yang
kebetulan jauh dari tempat tinggal kalian atau belum pernah sama sekali
ketempat ini, berikut saya berikan informasi rute perjalanannya. Jika kalian
pengunjung yang berasal dari kota Tanjung atau daerah selatan kabupaten
Tabalong, kalian bisa menggunakan jalan trans Kalsel-Kaltim menuju arah Kaltim.
Kurang lebih 30 km kalian akan sampai di desa Wirang, nah di situ terdapat
persimpangan yang dikenal dengan Simpang Ampat, ketika sampai di simpang ampat
belok kanan kurang lebih 2 km kalian akan sampai di desa Marindi. Kalau
pengunjung yang berasal dari M.Uya, Jaro hingga kaltim sebaliknya mengambil
arah belok sebelah kiri ketika sampai di simpang empat Wirang.
Alam selalu menawarkan keindahannya. Ciptaan-Nya adalah
adalah lukisan terindah. Jutaan kata tidak pernah akan mampu mendeskripsikan
keindahan ciptaan-Nya. Manusia hanya setitik tinta kecil di dalam kanvas
lukisan-Nya. Hanya puja-puji syukur yang diucapkan ketika memandang ciptaannya.
Ya, alam selalu menawarkan keindahan. Bagitu juga dengan Riam
Mambanin, diciptakan dengan indah oleh Sang Maha Pencipta. Mambanin adalah nama
sebuah sungai yang bersumber dari pegunungan dan bermuara di sungai Kinarum
desa Marindi. Sedangkan Riam diartikan sebagai bagian sungai yang berarus deras
dan berbatu (jeram). Jadi Riam Mambanin dapat diartikan sebagai sungai Mambanin
yang berarus deras. Sungai Mambanin bukan termasuk sungai besar karena lebarnya
hanya sekitar 3-5 meter saja, tetapi sungai ini menjadi unik dan indah karena
ia melewati bebatuan besar yang ada disekitarnya sehingga air yang melewati
bebatuan tersebut terlihat putih susu. Bisa dilihat di foto!.
Objek wisata Riam Mambanin ini sebenarnya terbagi beberapa
spot/tempat. Tempat pertama dan menjadi tujuan utama para pengunjung yaitu
sebuah air terjuan setinggi 5 meter dan lebarrya kurang lebih 2-3meter (bisa
dilihat di foto). Tempat inilah yang biasanya paling ramai dikunjungi terutama
pada hari-hari libur. Air terjun ini menyajikan pemandangan yang indah, sebuah
air terjun dengan kombinasi rimbunnya pepohonan disekitar membuat pengunjung
dimanjakan pemandangannya oleh alam. Ditambah dengan sejuknya udara khas
pegunungan membuat orang betah berada ditempat tersebut.
Spot ke-dua terletak tidak jauh dari lokasi air terjuan yang
pertama kurang lebih 200 meter. Lokasi ke-dua ini bisa di akses dengan naik
kendaraan ataupun berjalan kaki, tetapi jalannya aga sedikit menanjak. Di spot
ini tidak ada air terjun setinggi di spot pertama, tetapi di sini juga tidak
kalah indahnya. Jeram-jeram kecil yang bertingkat memutih melewati bebatuan
menjadi sajian yang bisa dinikmati pengunjung. Dan tempat yang paling menarik
yaitu sebuah batu besar yang di tengahnya dilewati oleh aliran sungai Mambanin
sehingga membentuk sebuah trowongan. Namun disayangkan akses menuju tempat ini
masih bisa dikatakan cukup sulit karena belum ada jalan yang dibuatkan khusus,
yang ada hanya jalan setapak yang dibuat beberapa pengunjung yang pernah ke
tempat ini.
3. Mitos Riam
Mambanin
Selain menawarkan keindahan alamnya, air terjun Riam Mambanin
juga memiliki mitos-mitos (sesuatu yang diyakini benar-benar terjadi) yang
berkembang di masyarakat khusus masyarakat desa Marindi. Mitos ini berkaitan
dengan hal-hal gaib yang ada di wilayah air Terjun Riam Mambanin.mitos yang
pertama yaitu adanya larangan kepada para pengunjung untuk tidak melakukan
hal-hal yang tidak baik seperti perkataan-perkataan jorok, membuang sampah
sembarangan dan berbuat mesum ditempat tersebut. Apabila melakukan hal-hal di
atas maka menurut kepercayaan masyarakat akan mendapatkan karma (kapuhunan).
Mitos yang kedua yaitu berhubungan dengan keberadaan orang-orang gaib penunggu
air Terjun Riam Mambanin. Menurut cerita masyarakat di sekitaran air terjun
Riam Mambanin merupakan tempat persembunyian para pejuang keturunan Kerajaan
Banjar (pagustian) pada masa Perang Banjar. Dari hasil penelitian saya di Desa
Marindi untuk kelengkapan data sekripsi yang berjudul Biografi P.H. Abu Bakar
menemukan fakta bahwa di Desa Marindi ini merupakan kampung “Pagustian” yang
mana pada akhir Perang Banjar yang menjadi pemimpin di daerah tersebut adalah
P.H. Abu Bakar. Beliau adalah seorang ulama sekaligus pejuang pada waktu itu.
Ketika tentara belanda berhasil menguasai daerah di sekitar Marindi atau yang
waktu itu disebut Lowu Sia, para pejuang/pagustian bersembunyi di sekitar air
terjun Riam Mambanin dan menurut kepercayaan masyarakat mereka ini gaib dan
masih ada hingga sampai saat ini.
Adapun mitos yang lainnya yaitu terkait adanya lobang batu
yang membentuk seperti kawah, yang mana oleh masyarakat disebut sebagai “kawah
wadai kiping”. Menurut cerita, pada jaman dulu ketika para pejuang Perang
Banjar bersembunyi di dekat air terjun mereka memasak “wadai kiping” dengan
menggunakan sebuah kawah, tetapi ternyata pasukan Belanda berhasil menemukan
persembunyian para pejuang tersebut. Ketika mengetahui pasukan Belanda sudah
dekat mereka cepat-cepat lari dan bersembunyi. Nah, “wadai kiping” yang dimasak
di dalam kawah tadi pun ditinggalkan begitu saja dan menjadi batu hingga saat
ini. Seperti itulah kira-kira asal usul terbentuknya ‘Kawah Wadai Kiping”
menurut cerita masyarakat, terlepas banar atau tidak, Wallahu a’lam. Ini hanya
mitos.
BACA JUGA:
BACA JUGA:
- Objek wisata Riam Mambanin
- Objek Wisata Air Terjun Lano
- Objek Wisata Gunung Jawuk dan Bukit Mambanin
- Objek Wisata Riam Kinarum
- Objek Wisata Religi di Kabupaten Tabalong
- Goa Liang Tapah
Post a Comment