Ini hanya sedikit
gambaran umum daripada pelaksanaan maulid Nabi Muhammad SAW yang ada di
berbrapa daerah di Kalimantan Selatan. Tiap-tiap daerah mempunyai caranya masing-masing
dalam memperingati maulid Nabi Muhammmad SAW. Ciri khas yang ada di setiap daerah
itu tidak lepas dari budaya dan tradisi masyarakat setempat. Di Kalimantan Selatan
sendiri memiliki beberapa tradisi yang unik disetiap tempatnya, seperti Baayaun
Maulid di Banua Halat kabupaten Tapin dan lainnya.
Berikut gambaran secara umum peringatan maulid yang ada di Kalimantan Selatan:
Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud
saja (bahasa Arab: مولد النبي, mawlid an-nabī), adalah
peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di
Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang
berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara
subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada
Nabi Muhammad.[1]
Masyarakat Muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid
Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat
nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa, bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan
permainan gamelan Sekaten.
Sejarah
Maulid Nabi diperkirakan pertama kali terlaksana atas
rekomendasi gubernur Irbil, Abu Said Al Kaukaby kepada Sultan Salahuddin Al
Ayyubi (1138-1193),
yang mana di istana Al Kaukaby diadakan
untuk mengimbangi perayaan Natal umat Nasrani, adapula yang berpendapat
bahwa Sultan Salahuddin sendirilah yang memprakarsai peringatan tersebut.
Adapun tujuan memperingati maulid yaitu menghidupkan semangat jihad dan rasa persaudaraan umat
Islam yang luntur pada waktu itu, hal tersebut karena direbutnya kota Yerusalem
dan Masjidil Aqsa dijadikan gereja oleh pasukan Eropa, serta secara politis
umat Islam terpecah belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan, meskipun
kekhalifahan tetap satu, Bani Abbas di Baghdad. Menurut Sultan Salahuddin,
semangat juang umat Islam harus dibangkitkan kembali melalui kecintaan kepada
Nabi Muhammad, cara ini pun membawa hasil positif, semangat umat Islam kembali
terpacu hingga akhirnya Yerusalem dapat direbut pada tahun 1187 M dan Masjidil
Aqsa kembali berfungsi sebagai mesjid. Selama gaung pembangkit semangat masih
terasa, Sultan pun mengadakan sayembara tentang puji – pujian terhadap Nabi
dengan kata – kata yang indah, alhasil Syaikh Ja`far Al- Barzanji menjadi
pemenangnya [2]
Maulid Nabi Muhammad S.AW di Kalimantan Selatan
Acara Perayaan Maulid Nabi yang ada di Kalimantan Selatan kegiatannya
cenderung berbeda-beda tergantung dengan
kebiasaan daerah setempat khususnya di daerah Banjarmasin, Kabupaten Banjar,
dan Hulu Sungai. Acara peringatan maulid Nabi ini ada yang dilakukan di mesjid,
mosholla/langgar, atau di rumah. Perayaan Maulid Nabi
Muhammad SAW ini sering disebut bulan Mulud.
1. Persiapan Upacara
a a) Hulu Sungai
Upacara maulid di daerah hulu sungai khususnya dikampung-kampung biasanya dilaksanakan dengan bergotong royong
antar kampung, masjid/langgar. Kegiatan seperti ini sudah menjadi tradisi
yag berlangsung cukup lama atau bisa dikatakan warisan dari nenek moyang. Jadwal pelaksanaannya
biasanya berbeda setiap kampung atau “kariah” masjid, tujuan agar orang yang
berasal dari kampung sebelah atau di luar kampung yang melaksanakan maulid
banyak yang datang. Hampir setiap hari selama bulan Rabiul Awal ada peringatan
maulid disetiap kampung yang berbeda, terkecuali hari jumat.
Persiapan-persiapan
yang dilakukan masyarakat menjelang peringatan Maulid :
a.
Petama yang dilakukan oleh kepala keluarga dalam satu kampung adalah
mengundang orang-orang dari kampung lain untuk hadir dirumah meraka pada hari
peringatan Maulid nabi yang sudah ditentukan harinya.
b.
Setiap kampung (kariah mesjid/langgar) sebelum peringatan maulid mereka
melakukan pengumpulan dana dari setiap kepala keluarga untuk membeli sapi atau
kambing. Sapi dan kambing dipotong sebelum hari peringatan Maulid yang nanti
akan disajikan kepada para undangan ketika hari peringatan.
c.
Persiapan berikutnya yang dilakukan adalah menyiapkan makanan-makanan
yang akan dihidangkan. Nasi dan masakan sapi atau kambing menjadi hidangan
utama yang disajikan dengan diselingi dengan makanan-makanan ringan.
b) Kabupaten Banjar
Upacara maulid di daerah Kab. Banjar dilaksanakan dengan bergotong
royong di dalam masyarakat yang berada di lingkungan mesjid. Kegiatan ini
merupakan tradisi masyarakat yang
merupakan acara tahunan dalam agenda acara masyarakat setempat.
Persiapan-persiapan
yang dilakukan masyarakat menjelang peringatan Maulid :
a.
Pembentukan panitia peringatan maulid yang dilakukan oleh kepala
keluarga dalam satu lingkungan mesjid.
b.
Pengumpulan dana acara dalam ruang lingkup lingkungan mesjid dan
sekitarnya dari para dermawan, dana yang terkumpul nantinya digunakan guna
kelangsungan acara.
c.
Mengundang para tamu undangan baik tamu undangan yang terhormat maupun
tamu undangan biasa. Berupa perkumpulan jamaah mesjid tetangga dari kampung
lain, para alim ulama maupun para pejabat daerah untuk berhadir dalam rangka
lebih memeriahkan acara hari peringatan Maulid dan mempererat tali silaturahmi.
d.
Mempersiapkan perangakat acara guna kelangsungan acara, berupa
mempersiapkan penceramah, Qoriah, grup habsy.
e.
Persiapan berikutnya yang dilakukan adalah menyiapkan makanan-makanan
yang akan dihidangkan, baik hidangan utama maupun makanan pembuka berupa
makanan-makanan ringan.
c) Banjarmasin
Upacara maulid di Banjarmasin dilaksanakan dengan bergotong royong.
Setiap memulai diadakan maulid, panitia meminta sumbangan ke setiap rumah warga
masyarakat. Di mana setiap kepala keluarga memberikan sumbangan sesuai
kemampuan mereka. Untuk makanan yang disajikan di saat maulidan biasanya
panitia membuat konsep apakah makanan itu dibawa masing-masing oleh setiap
warga atau panitia sendiri mengadakan makanan itu dari sumbangan warga-warga.
Makanan itu berupa nasi bungkus antara 5-10 bungkus.
2. Persiapan Panitia maulid /tuan rumah yang mengadakan acara maulid
Dalam rangka memperingati maulid Nabi,
biasanya para panitia maulid melakukan beberapa persiapan diantaranya
makanan yang akan dihidangkan kepada para tamu undangan dan beberapa persiapan
yang akan di bawa ke mesjid seperti dupa, daun, pandan, dll.
a.
Makanan
Mengenai Makanan, di daerah hulu sungai, kabupaten banjar dan
banjarmasin. Makanan yang disediakan
biasanya tergantung panitia atau tuan rumah yang mengadakan maulid (jika maulid
diadakan di rumah).
b.
Sesaji :
-
Dupa
Dupa merupakan sebuah material yang mengeluarkan
bau. Dupa mengeluarkan asap ketika dibakar. Banyak juga upacara keagamaan
yang menggunkan dupa termasuk juga upacar maulid yang ada di kabupaten Banjar.
Mereka menggunakandupa ini dalam acara mauled.
-
Bunga rampai
Di Daerah banjarmasin dan kabupaten banjar bunga rampai ini terdiri dari
Daun pandan yang biasanya
di iris kecil-kecil dan akan di gabung dengan minyak harum, dan bunga-bunga. Bunga-bunga yang digunakan
biasanya terdiri dari bunga kenanga, melati, mawar dll atau bisa juga disebut
bunga 7 taman. Ditambah
dengan permen atau uang yang dibungkus dengan plastik khusus.
-
Air Putih
Di daerah hulu sungai, kabupaten banjar maupun banjarmasin biasanya air
putih ini disediakan untuk peceramah. Dan ada juga air putih yang dibawa
langsung oleh masyarakat dari rumah .
3. Pelaksanaan upacara
o a. Hulu Sungai
Waktu peringatan maulid biasanya dilaksanakan dari pagi
dan biasanya selesai menjelang shalat
dzuhur. Setiap undangan diberikan hidangan berbagai makanan pagi dirumah-rumah
yang menyelenggarakan peringatan maulid,
setelah makan pagi selesai para undangan berangkat kemesjid untuk
mengikuti beberapa acara yang dilaksanakan dan juga mendengarkan ceramah agama.
Acara yang dilaksanakan biasanya dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an
kemudian dilanjutkan dengan pembacaan syair-syair Habsy dan ceramah agama dan
terakhir pembacaan doa sebagai penutup dari kegiatan acara mesjid. Kegiatan
yang terakhir adalah para undangan kembali kerumah-rumah orang yang mengundang
mereka untuk memakan hidangan penutup setelah itu peringatan selesai.
Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan yaitu dimulai
dari bulan Rabiul awal. Selama satu bulan setiap kampung (kariah mesjid)
melaksanakan peringatan ini secara bergantian. Seperti dikatakann di atas tadi
kegiatan ini sudah menjadi tradisi masyarakat khususnya untuk daerah hulu
sungai yang sampai sekarang masih dilaksanakan.
o b. Kabupaten Banjar
Pelaksaan maulid nabi di daerah kabupaten Banjar biasanya
dilakukan di rumah, di musholla, dan di mesjid. Pelaksanaan maulid di rumah
biasanya hampir sama dengan di Musholla dan Mesjid, mungkin bedanya kalau di
rumah tidak bisa membawa warga lebih banyak dan para ulamanya sedikit dan
jamuan makanannya lebih sedikit di rumah. Sedangkan di Mesjid dan Musholla
acaranya lebih besar daripada di rumah karena mengundang masyarakat dari luar lingkungan
Mesjid, dan para Ulamanya cenderung lebih banyak daripada di rumah.
Pelaksanaan upacara di Mesjid. Acaranya yaitu :
1. Pembacaan Al-Qur’an (Surah Al-Fattah) yang
dibacakan oleh para Qariah terpilih.
2.
Pembacaan Rawi yang dibacakan oleh Para Ulama Senior yang mempunyai
suara merdu.
3.
Pembacaan Syair maulid diantaranya Syair Marhaban, pada saat pembacaan
syair marhaban ini seluruh tamu undangan yang hadir di suruh berdiri karena
diyakini pada saat pembacaan syair marhaban tersebut Nur Muhammad berhadir di
tempat itu, tetapi jika pembacaan syair lain para undangan tetap duduk.
Pembacaan syair dan rawi dilakukan
berselingan dan setelah itu pembacaan doa maulid.
4.
Ceramah Agama yang temanya biasanya seputar Nabi Muhammad.
5.
Penutup : Doa.
o c. Banjarmasin
Pelaksanaan maulid nabi di daerah Banjarmasin biasanya
dilakukan di rumah, Musholla dan Mesjid. Pelaksanaan maulid di rumah biasanya
hampir sama dengan Musholla dan Mesjid, bedanya kalau diadakan maulid di rumah
hanya orang-orang tertentu yang mempunyai hajat. Sedangkan Mesjid dan Musholla
acaranya lebih besar karena mencakup semua warga masyarakat setempat dan
mengundang warga lain.
Pelaksanaan Maulidan di Mesjid atau Musholla :
a. Pembukaan
b.
Sambutan-sambutan oleh pengurus Mesjid atau Musholla
c. Dan selanjutnya acaranya sama dengan di kab.
Banjar.
4. Makna simbolis dalam upacara maulid
Ø
Tujuan upacara Maulid Nabi
Di Kabupaten banjar dan banjarmasin pelaksaanan maulid Nabi ini mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad S.A.W dan meningkatkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad S.A.W. khusus di Hulu Sungai, perayaan acara maulid
Nabi ini dapat mempererat tali silaturahmi baik antara keluarga atau kampung,
di mana dalam acara tersebut masyarakat bergotong royong untuk mempersiapkan
acara maulid itu
Ø
Unsur dan makna simbolisnya
-
Dupa
Tradisi Dupa ini hanya ada di sekitar daerah
kabupaten Banjar . Dupa ini biasanya dinyalakan di mesjid, di tengah-tengah
kumpulan para undangan dan ulama. Kepercayaan masyarakat setempat, wewangian
dupa ini dapat mengundang para malaikat dan arwah para wali datang untuk
memberi rahmat kepada para jemaah yang datang di mesjid atau mosholla tersebut.
-
Bunga rampai
Sedangkan tradisi bunga rampai ini ada di daerah
Banjarmasin, biasanya bunga rampai ini digunakan sebagai cenderamata bagi warga
yang datang ke mesjid dan mosholla.
-
Air putih
Air putih ini digunakan untuk mengambil berkah dari pembacaan
al-qu’an, dan pembacaan maulid nabi. Air itu biasa di percaya sebagai penerang hati
bagi peminumnya (pinarang hati).
Post a Comment