“RUMAH”
Walaupun kau tidak
seindah istana raja.
Tak semewah
kantor-kantor pemerintahan.
Kau tak setinggi
kantor-kantor pencakar langit.
Kau hanya terbuat dari
kayu.
Kau hanya beratapkan
daun nipah.
Namun kau tetap
istanaku.
Kemanapun aku pergi.
Kemanapun aku
melangkah, aku selalu merindukanmu.
Rumah, di situlah aku
pertama kali menangis ketika dilahirkan.
Rumah, di situlah
pemandangan dunia pertama yang aku lihat ketika membuka mata.
Sungguh ikatan batin
kita begitu kuat.
Walaupun nanti kau
telah tiada.
Kau rubuh karena
termakan usia.
Aku akan selalu ingat
dimana tempatmu berpijak dulu.
Karena kau “Rumahku
dan Istanaku”.
Post a Comment